Feb 1, 2020

1 Februari 2020

Hai. Semoga kamu baik-baik saja. Maaf kalau semalam aku terlalu memaksa agar kita dapat berbicara. Namun sayangnya, kamu tidak bisa. Katamu, kamu sedang bermasalah dengannya. Ya, maaf kalau aku terlambat mengerti keadaanmu semalam. Sebab aku memang sedang kacau semalam, pikiranku terlalu rumit. Mungkin karena aku sedang jenuh. Ya, jenuh dengan keadaan ku belakangan ini. Akhirnya aku kembali bercerita kepada benda-benda mati di kamar ku lagi. Dan anehnya lagi, semalam aku menangis! Setelah sekian lama aku benar-benar menangis! Aku menangisi keadaan ku sendiri, aku menangisi nasib ku sekarang dan yang paling aneh aku kembali menangis untuk seorang wanita. Ya, kamu orangnya. Kenapa? Aku juga tidak begitu paham kenapa aku harus menangis untukmu. Yang aku ingat, aku hanya ingin ngobrol denganmu sementara kamu sedang tidak bisa. Kemudian aku merasa tak ada seorangpun yang mau mendengar keluh kesahku dengan sempurna. Ya, kemudian aku menangis. Norak? Bohong? Ya terserah jika kamu tidak percaya. Tapi kamu tahu, aku tak pernah merahasiakan apapun kepadamu. Merasa bersalah? Jangan, jangan, jangan merasa bersalah. Jika ada yang harus disalahkan harusnya aku yang salah. Bangga? Ya, kamu harus bangga jika ada pria yang menangis karena mu, sebab baginya kamu telah menjadi seseorang yang penting baginya. Meski pria itu tidak terlalu penting untuk mu. Senyum-senyum kecil? Silakan, aku senang melihat kamu tersenyum. Setidaknya sekarang perasaanku sudah lega, ya semoga benar-benar lega. Jika nantinya perasaanku kacau lagi, aku telah menemukan cara untuk mengobatinya. Maaf ya kalau semalam dan kemarin aku selalu mengganggu mu.

No comments:

Post a Comment